Sabtu, 24 November 2012

Ketika KRL Dalam Gangguan

By Unknown   Posted at  20.24   Jurnalku 1 comment


Rabu, 19 November 2012
Sore itu, Bogor lagi diguyur hujan deras. Kelas gue lagi mengadakan kunjungan ke bank. Kebetulan bank yang gue kunjungin itu BNI. Singkat cerita, gue balik ke sekolah nebeng mobilnya si Eji, temen sekelas gue. Karena maceudh bangeudh dan temen-temen gue pada kelaperan gak jelas, akhirnya gue turun.

Pas sampe di sekolah, tiba-tiba kepala gue puyeng karena kehujanan ditambah kedinginan. Akhirnya, gue ngambil tas gue terus ngajakin temen yang biasa naik kereta supaya bisa pulang bareng.

Singkat cerita, pas mau masuk ke Stasiun Bogor, awning selatan stasiun kebanjiran. Ternyata genangannya gak cuma di awning doang, eh taunya airnya mengalir ke pintu masuk stasiun, tempat penjualan tiket. Akhirnya gue sama temen-temen gue diarahkan ke pintu keluar yang tidak ada loketnya. Untungnya gue punya kartu COMMET, jadi gak usah beli tiket yang wujudnya kertas gak jelas berwarna merah itu.

Pas sampe ke peron, ternyata air genangannya mengalir sampai jauh (loh kok jadi iklan pipa). Air itu mengalir ke rel hingga relnya gak keliatan. Taunya ada informasi kalo KRL Commuter Line yang berhenti di jalur 3 bakalan diberangkatin tuh. Akhirnya gue sama temen-temen gue lari kucluk-kuclukan kayak ngejar maling. Pas pintu mau ditutup, gw suruh Demas untuk mengganjal pintu agar pintu bisa terbuka selama gw belum naik.

Akhirnya gue bisa masuk dan keretanya juga jalan. Namun, hal aneh udah terjadi pas keretanya jalan. Keretanya berjalan sangat lambat bagaikan siput di rel kereta. Sebelum sampe di Cilebut, keretanya tiba-tiba berhenti sebelum gerbong belakang sampe di peron.
Singkat cerita, si keretanya jalan lagi tuh. Namun keretanya jalan karena lagi darurat. Loh, kok darurat? Iya, soalnya lagi ada gangguan sinyal yang sudah jadi gangguan bulanan KRL. Pas keretanya ngelewatin tikungan yang dulu pernah longsor, keretanya berjalan pelan banget.
Akhirnya keretanya bisa ngelewatin tikungan itu tanpa masalah.

5 menit kemudian, sampailah gue di Stasiun Bojonggede. Singkat cerita, pas gue udah sampe di rumah, gue buka Twitter tuh. Nah, gue liat tweetnya @CommuterLine bahwa ada tanah longsor di antara Stasiun Cilebut sama Bojong. Terus, KRL yang ada di Bogor gak bisa lewat dan tertahan di stasiun itu. Waduh, gue besok harus naik angkot lagi nih.

Nah terus, @CommuterLine menjelaskan lagi bahwa:

1. Longsor membuat rel di antara Cilebut dan Bojong tidak dapat dilalui karena rel terperosok ke jurang, dan 3 tiang listrik aliran atas (LAA) roboh.
2. KRL yang melayani relasi Jakarta-Bogor hanya bisa sampai di Stasiun Bojonggede dan 30 jadwal perjalanan KRL dibatalkan, karena banyak rangkaian KRL tertahan di Stasiun Bogor.
3. Selama rel yang terkena longsor belum dapat dilalui, Stasiun Cilebut dan Bogor tidak menjual tiket perjalanan.
4. Bagi para penumpang yang berasal dari Depok dan Citayam, penumpang tidak diharuskan membeli tiket perjalanan ke Bojonggede. Bagi para penumpang yang akan melanjutkan perjalanannya ke Cilebut dan Bogor, diharapkan agar mencari alternatif transportasi lain.
5. PT KAI Commuter Jabodetabek akan memangkas tarif KRL Commuter Line untuk relasi Bojonggede-Jakarta dari Rp9000 menjadi Rp8000, selama gangguan masih terjadi
6. Perjalanan KRL Bogor-Jakarta akan dibuka kembali setelah perbaikan rel yang tidak rusak parah selesai, sehingga KRL dari Bojonggede menuju Cilebut hanya memakai 1 jalur saja.

Tentang Penulis

Hanya seorang pelajar yang mencari secercah cahaya hidayah di jalan dakwah yang panjang dan berliku. Berbagi segala sesuatu yang berharga secara cuma-cuma. Bukan seorang hartawan, tetapi hanya seorang yang berilmu sebagai bekal dakwah.

1 komentar:

Silakan berkomentar tentang artikel ini. Anda juga bisa menambahkan emoticon seperti di bawah ini, klik pada gambar untuk mengetahui simbol emoticon.

Back to top ↑
Connect with Us


© 2013 Jurnal Hanif. WP Mythemeshop Converted by Bloggertheme9
Blogger templates. Proudly Powered by Blogger.