Jumat, 29 November 2013

Apakah Kurikulum 2013 Belum Siap?

By Unknown   Posted at  16.59   Opini No comments

Assalamu'alaikum Wr. Wb.





Halo sahabat pembaca! Maaf, saya baru bisa posting karena sebelumnya saya sibuk belajar UN dan persiapan masuk SMA. Nah, kali ini saya akan membahas tentang Kurikulum 2013. Sebelumnya, saya luruskan terlebih dahulu kenapa saya menulis posting ini. Karena sudah tuntutan dari Kurikulum 2013, saya harus berani mengemukakan pendapat, oleh karena itu kalau saya salah mohon ingatkan saya di komentar posting ini, karena saya masih belajar untuk mengemukakan pendapat. Dan yang terpenting keep your comment clean.

Jadi tujuan dari Kurikulum 2013 sendiri adalah mempersiapkan insan Indonesia untuk memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warganegara yang produktif, kreatif, inovatif dan efektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. Kalau kata guru saya sih, menjadikan siswa kompeten, berakhlak baik yang berlandaskan IMTAQ dan IPTEK. Pada intinya, Kurikulum 2013 menuntut siswa untuk tidak hanya kaya akan pengetahuan, tetapi juga mempunyai keterampilan dan sikap yang baik.

Sistem Pendidikan di Jenjang SMA
Karena saya siswa SMA, saya hanya membahas tentang sistem pendidikan di SMA berdasarkan Kurikulum 2013. Perlu sahabat tahu, bahwa hanya SMA tertentu yang melaksanakan Kurikulum 2013. Masih banyak sekolah yang belum siap melaksanakan kurikulum ini. Kebetulan, saya bersekolah di SMA Negeri 1 Bogor yang menjadi percontohan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013.

Dalam Kurikulum 2013, penjurusan sudah dimulai sejak kelas X. Ada tiga program peminatan (jurusan) yang diterapkan di SMA, yaitu MIPA, IPS, dan Bahasa. Di SMA 1 hanya ada dua program peminatan, yaitu MIPA dan IPS. Di Kurikulum 2013, mata pelajaran dibagi menjadi tiga kelompok. Yang pertama kelompok A (wajib), kelompok B (peminatan/penjurusan), kelompok C (lintas minat).

Kelompok A, atau mata pelajaran wajib merupakan mata pelajaran yang ada di semua kelas peminatan, baik itu MIPA, IPS, atau Bahasa. Kelompok A terdiri dari Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Sejarah Indonesia, Seni Budaya, dan Bahasa Sunda (khusus Jawa Barat).

Kelompok B, atau mata pelajaran peminatan (penjurusan). Pada kelompok peminatan MIPA terdiri dari Matematika, Biologi, Fisika, dan Kimia. Pada kelompok peminatan IPS terdiri dari Sejarah, Geografi, Sosiologi, dan Ekonomi.

Kelompok C, atau mata pelajaran lintas minat. Jadi, lintas minat ini seperti mata pelajaran pilihan. Lintas minat ini wajib diikuti. Pada kelompok MIPA ada beberapa pelajaran lintas minat, yaitu bahasa asing, Sosiologi, Sejarah (tidak tersedia di SMA 1), Ekonomi, dan Geografi. Sedangkan untuk kelompok IPS hanya bahasa asing saja.

Sistem Penilaian
Di Kurikulum 2013, terdapat tiga aspek penilaian yaitu kognitif (pengetahuan), psikomotor (keterampilan), dan afektif (sikap). Penilaian kognitif dan afektif menggunakan skala dari 1 - 4 (bukan 0 - 100) dan juga ada predikat dari skala itu sendiri. Misalnya, seorang siswa mendapat nilai 4 di rapornya, maka siswa tersebut mendapat predikat A. Sedangkan untuk penilaian afektif hanya berupa perdikat dari SB (sangat baik) sampai K (kurang).

Penilaian kognitif diambil dari ulangan harian dan juga tugas yang diberikan oleh guru. Sedangkan psikomotor dilihat dari aktivitas belajar siswa di kelas. Apa saja yang dapat dinilai dalam aspek psikomotor? Yang pertama adalah keaktifan siswa di kelas. Siswa yang aktif, entah itu aktif bertanya atau menjawab pertanyaan dari guru akan mendapat nilai tambah di aspek psikomotor ini. Selain itu, keterampilan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah juga bisa dimasukkan ke dalam aspek psikomotor. Lalu, dalam aspek afektif dilihat dari sikap siswa dengan temannya, gurunya, dan bahkan warga sekolah lainnya seperti staf TU dan petugas kebersihan.

Dalam sistem penilaian baru ini, tentu ada dampak positifnya. Dampak positifnya adalah melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat, mengasah kemampuan siswa, dapat mengubah sikap siswa menjadi positif, dan tentunya memotivasi siswa untuk belajar lebih giat.

Namun ada juga dampak negatif dari sistem penilaian ini adalah banyak siswa yang sebenarnya tidak terlalu pintar, tetapi sangat aktif di kelas. Banyak siswa yang menganggap bahwa aktif di kelas sangat penting ketimbang meraih nilai sempurna pada ulangan. Terus terang, saya sangat tidak setuju, karena antara psikomotor dengan kognitif tidak seimbang. Lagipula, SMP dan SMA sangat menekankan aspek kognitif menjadi penilaian utama dari seorang siswa. Kemudian, banyak siswa yang berlaku baik bukan karena ikhlas, tetapi karena nilai dari guru. Tentu ini adalah hal yang tidak baik bukan?

Sarana dan Prasarana
Menurut saya, sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan belajar mengajar berdasarkan Kurikulum 2013 belum sepenuhnya siap. Mengapa demikian? Beberapa buku BOS masih belum lengkap, terutama SMA. Sampai saya menulis posting ini, saya baru mendapat buku Bahasa Indonesia, Sejarah Indonesia, dan Matematika. Saya sendiri belum mengetahui mengapa hal ini bisa terjadi, apakah Kemdikbud hanya mencetak tiga buku, ataukah sekolah hanya memesan tiga buku tersebut, atau ada hal lain? Yang lebih parahnya lagi, tidak semua guru yang mengajar mempunyai buku pegangan untuk mengajar. Guru-guru hanya mengacu dari RPP dan Silabus dan memberikan materi kepada siswa hanya dari buku KTSP.

Selain itu, fasilitas penunjang untuk mengakses informasi juga belum siap. Buku-buku di perpustakaan sekolah masih belum lengkap untuk memenuhi kebutuhan siswa. Terlebih lagi beberapa sekolah belum dilengkapi fasilitas internet, dan bahkan sekolah eks-RSBI mempunyai fasilitas internet yang buruk.

Dalam Kurikulum 2013, siswa diharapkan mencari informasi sendiri, bukan dari guru. Namun, saya merasa bahwa hal itu sangat merugikan, karena fasilitas di sekolah saya sendiri tidak terlalu membantu.

Jadi, kesimpulannya? Sejujurnya, saya mengatakan bahwa Kurikulum 2013 belum siap, karena beberapa sekolah belum siap dalam segi sarana-prasarana, dan sumber daya manusia. Tapi, sahabat pembaca bisa menyimpulkan sendiri dari apa yang saya telah paparkan di atas. Jika ada kesalahan, mohon dikoreksi. :D

Tentang Penulis

Hanya seorang pelajar yang mencari secercah cahaya hidayah di jalan dakwah yang panjang dan berliku. Berbagi segala sesuatu yang berharga secara cuma-cuma. Bukan seorang hartawan, tetapi hanya seorang yang berilmu sebagai bekal dakwah.

0 komentar:

Silakan berkomentar tentang artikel ini. Anda juga bisa menambahkan emoticon seperti di bawah ini, klik pada gambar untuk mengetahui simbol emoticon.

Back to top ↑
Connect with Us


© 2013 Jurnal Hanif. WP Mythemeshop Converted by Bloggertheme9
Blogger templates. Proudly Powered by Blogger.