Selasa, 03 Juli 2012

Keajaiban Laut Dua Warna di Selat Gibraltar

By Unknown   Posted at  18.53   Islam No comments

Kalian pernah denger gak tentang laut yang berbeda warnanya? Pasti ada yang udah denger ada yang belum. Nah, kali ini saya akan memberikan beberapa informasi tentang Selat Gibraltar.

Ternyata, Al-Qur'an sudah menyebutkan fakta adanya laut dua warna ini dalam QS Ar-Rahman ayat 19-22 dan QS Al-Furqan ayat 53.

“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing. Maka nikmat Allah yang manakah yang kamu dustakan. Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.” (QS Ar-Rahman (55): 19-22).
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (QS Al-Furqan : 53)
Selat Gibraltar merupakan selat yang menghubungkan antara Laut Mediterania dan Samudera Atlantik, serta memisahkan antara Spanyol dengan Maroko. Nama Gibraltar diambil dari kata Jabal Thariq yang berarti Gunung Thariq. Nama tersebut merujuk pada salah satu jenderal muslim Thariq bin Ziyad, yang menaklukkan Spanyol pada tahun 711 M.


Pada Selat Gibraltar, terdapat pertemuan dua jenis laut yang berbeda, dan kedua jenis laut tersebut tidak bercampur dengan yang lain. Jika sahabat perhatikan gambar di atas, sahabat akan melihat perbedaan warna dari laut tersebut. Di sisi kiri dari gambar, warna laut terlihat cerah, sedangkan di sisi kanan dari gambar, warna laut terlihat gelap. Dan seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur'an, rasa dari kedua laut tersebut berbeda.

Menurut penjelasan para ahli kelautan seperti William W Hay, guru besar Ilmu Bumi di Universitas Colorado, Boulder, AS dan mantan dekan Sekolah Kelautan Rosentiel dan Sains Atmosfer di Universitas Miami, Florida AS, serta Prof Dorja Rao, seorang spesialis di Geologi Kelautan dan dosen di Universitas King Abdul-Aziz, Jeddah, air laut yang terletak di selat Gibraltar tersebut memiliki karakteristik yang berbeda, baik dari kadar garamnya, suhu maupun kerapatan air laut.

Setelah diteliti lebih jauh, ternyata selat ini mempunyai dinding yang tipis. Namun, dinding pemisah itu bukanlah dinding tebal, tetapi adalah air laut itu sendiri. Dinding itu bergerak di antara kedua lautan tersebut yang dinamakan front. Dengan adanya pemisah ini setiap lautan memelihara karakteristiknya sehingga sesuai dengan makhluk hidup (ekosistem) yang tinggal di lingkungan itu.

Pada tahun 1873 M/1283 H, para ilmuwan dari tim peneliti Inggris, dalam ekspedisi laut Challenger, menemukan adanya perbedaan di antara sampel-sampel air laut yang diambil dari berbagai lautan. Dari situ manusia mengetahui bahwa air laut berbeda-beda kondisinya satu dengan yang lain, baik dalam hal kadar garam, temperatur, berat jenis, dan jenis biota lautnya.

Melalui ratusan ‘stasiun laut’ yang dibuat, para ilmuwan menyimpulkan bahwa perbedaan karakter tersebut mendeterminasi satu lautan dengan yang lainnya. Namun mereka masih mempertanyakan, mengapa tidak bisa bercampur?

Pertama kali muncul jawaban itu di lembaran buku-buku ilmiah pada tahun 1942 M / 1361 H. Studi yang mendalam tentang karakteristik lautan menyingkap adanya lapisan-lapisan air pembatas yang memisahkan antara lautan-lautan yang berbeda-beda, dan berfungsi memelihara karakteristik khas setiap lautan dalam hal kadar berat jenis, kadar garam, biota laut, suhu, dan kemampuan melarutkan oksigen.

Setelah tahun 1962 diketahui fungsi batas-batas laut tersebut dalam ‘mengolah’ aliran air laut yang menyeberang dari satu laut ke laut yang lain sehingga laut yang satu tidak melampaui laut yang lain. Dengan demikian lautan-lautan tersebut tidak bercampur aduk karena setiap lautan menjaga karakteristiknya masing-masing dan batas-batas wilayahnya karena adanya pembatas-pembatas tersebut. Dan karena adanya dinding pemisah dan perbedaan warna itu pula, maka hewan yang hidup di laut bewarna kebiruan dan asin, tak bisa hidup di laut yang airnya dengan rasa tawar. Demikian pula sebaliknya. Subhanallah.

Sumber: kerendanunik.wordpress.com dengan perubahan seperlunya

Tentang Penulis

Hanya seorang pelajar yang mencari secercah cahaya hidayah di jalan dakwah yang panjang dan berliku. Berbagi segala sesuatu yang berharga secara cuma-cuma. Bukan seorang hartawan, tetapi hanya seorang yang berilmu sebagai bekal dakwah.

0 komentar:

Silakan berkomentar tentang artikel ini. Anda juga bisa menambahkan emoticon seperti di bawah ini, klik pada gambar untuk mengetahui simbol emoticon.

Back to top ↑
Connect with Us


© 2013 Jurnal Hanif. WP Mythemeshop Converted by Bloggertheme9
Blogger templates. Proudly Powered by Blogger.