Jumat, 24 Februari 2012

Kamis, Hari yang Aneh

By Unknown   Posted at  07.55   Jurnalku No comments

Seperti biasa, hari ini aku masuk ke sekolah. Dan, aku naik angkot 32 dan turun di Villa Bogor untuk berganti angkot 07. Setelah sampai di sekolah, seperti biasanya saat hari Kamis, yaitu menunggu di luar sampai kelas 7 keluar dari ruangan kelas. Saat kelas 7 keluar dan menuju ruang bersama, aku beserta kawan-kawanku memasuki ruangan Bahasa Inggris dan tadarus di sana.


Setelah selesai tadarus, aku langsung menuju Ruang Kesenian untuk mengikuti pelajaran SB. Aku sudah tidak sabar lagi untuk tes Tari Saman. Namun kejadian yang tidak kusangka datang. Temanku tidak bisa menari Tari Saman dengan benar. Aku dan teman-temanku yang lain disuruh oleh Pak Syafrul untuk mengajari temanku itu.

Langsung ke kejadian yang menegangkan. Setelah bel masuk berdering, aku langsung mengikuti ULANGAN MATEMATIKA yang menegangkan sekali. Dan hasilnya... Belum tahu. Tapi, itu merupakan ulangan tersulit yang pernah aku ikuti selama di SMP ini.

Setelah bel istirahat berdering, langsung saja aku pergi dari Ruang Matematika 2 yang seram itu (lebay...). Aku langsung menuju Ruang IPS 2. Namun, Pak Rudie mengatakan bahwa ulangan dilakukan hari ini. AAAAAA!!!!!!

Setelah aku sholat Dzuhur, aku langsung mengambil buku dan belajar. Untungnya, aku sudah menguasai materi yang akan diulangankan. Namun, hari ini sifat Pak Rudie aneh sekali. Dia terlihat berbeda dari biasanya, terlihat lebih galak dari sebelumnya, dan tragedipun terjadi di ruangan itu. Temanku yang bernama Amirah menangis karena HPnya diambil, dan kertas jawaban temanku yang bernama Namira dibuang. 

Sudah, itu akan kulupakan. Setelah bel pulang berdering, aku langsung berlari menuju Jalan Ir. H. Juanda untuk mencarter angkot dari sana. Bersama temanku, aku langsung bergegas menuju Villa Duta untuk berenang di sana.

Tentang Penulis

Hanya seorang pelajar yang mencari secercah cahaya hidayah di jalan dakwah yang panjang dan berliku. Berbagi segala sesuatu yang berharga secara cuma-cuma. Bukan seorang hartawan, tetapi hanya seorang yang berilmu sebagai bekal dakwah.

0 komentar:

Silakan berkomentar tentang artikel ini. Anda juga bisa menambahkan emoticon seperti di bawah ini, klik pada gambar untuk mengetahui simbol emoticon.

Back to top ↑
Connect with Us


© 2013 Jurnal Hanif. WP Mythemeshop Converted by Bloggertheme9
Blogger templates. Proudly Powered by Blogger.